Gambar Bergerak #1



Tiga film setiap minggu sebagai bentuk alternatif kegiatan pengganti pendidikan formal memang aneh jika solusi tersebut dilemparkan oleh bapak terhadap anaknya.Mungkin hanya David Gilmour saja yang mengimplementasikan idenya terhadap kehidupan anaknya.Sadar akan pendidikan anaknya yang keteteran,sang bapak lantas memberikan solusi tersebut.Bentuk film sebagai media edukasi yang mengandung banyak social and moral value menuntun individu ke tahap pembelajaran yang luwes dan tidak strict seperti  metode pembelajaran pada umumnya.Menarik pemikiran David Gilmour yang juga ditulis di “Film Club” ,saya mencoba memberikan ulasan tiap minggunya untuk sekedar memberikan rekomendasi tontonan gambar bergerak sesuai dengan beberapa seleksi film yang telah saya tonton setiap minggunya setidaknya 5 film dalam setiap artikel yang saya tulis setiap minggu,mengingat jika 3 film dirasa kurang.Berikut beberapa ulasan yang saya sampaikan  untuk edisi awal ini :



Quiet City (2007) / Aaron Katz

Film garapan Aaron Katz ini beberapa kali diputar di festival – festival film seperti Stockholm Film Festival,Milan Film Festival dan masih banyak lagi.Saat itu,film ini pertama kali premiere di SXSW Film Festival dalam Emerging Visions Category.Film ini bercerita mengenai hubungan Jamie (Erin Fisher) yang berkenalan dengan Charlie (Chris Lankenau) sesaat setelah ia menanyakan arah jalan tempat tinggal sahabatnya karena sama sekali tak  mengetahui seluk beluk New York.Setelah perkenalan tersebut,Charlie menawarkan untuk membantu Jamie mencari alamat sahabatnya tersebut.Pencarian tersebut berujung pada romansa yang epic dengan jalan cerita tidak berlebihan mengingatkan saya pada gaya penyutradaran Sophia Coppola.Oh ya film ini juga menyabet Best Director dan Best Cinematography di Bend Festival 2007.Well , overall it was like Before Sunrise which made for Indie Film Festival.


I Saw The Devil (2010) / Kim Ji Woon

Choi Min Sik benar benar jenius,sekali lagi saya katakan CHOI MIN SIK BENAR BENAR JENIUS.7 tahun sebelum film ini Ia menghebohkan dunia perfilman dengan akting menawannya sebagai Oh Dae Su di Old Boy (2003) yang juga akan diremake oleh spike lee baru baru ini lalu vakum dikarenakan sebagai bentuk protesnya akan Korean Screen Quota Sytem .Comeback Choi Min Sik sebagai seorang Antagonis sangat sinting,saya bilang SANGAT SINTING,11:12 dengan apa yang mendiang Heath Ledger kerjakan untuk The Dark Knight (2008).Ada adegan mutilasi di awal layaknya Blood Feast (1963),mobil van di The Slumber Party Massacre (1982),penemuan kuping di rerumputan seperti Blue Velvet (1986).Kim Ji Woon memadukan antara Splatter,Thriller,Neo-Noir hingga sedikit bumbu ala film film circa 90 nya David Fincher.Secara garis besar film ini menceritakan balas dendam Soo Hyun (Lee Byung Hyun) akan kematian istrinya yang dibunuh oleh Kyung Chul (Choi Min Sik).Saya tidak akan banyak membeberkan detail cerita agar menambah rasa penasaran anda.Oh ya tahun ini Choi Min Sik juga bermain di Nameless Gangster yang mendapat respon positif dari Martin Scorsese.Kalau boleh memberikan rating,film ini seharusnya ratingnya lebih dari Old Boy di IMDB.Man,Choi Min Sik is The Real Deal.


Life is Sweet (1990) / Mike Leigh

Pertama kali saya menonton film Mike Leigh yaitu Another Year (2010) dan seketika langsung jatuh cinta.Kemudian saya mencoba untuk menggali lebih dalam karya karya sutradara kenamaan Inggris ini sebelum Another Year (1990).Life is Sweet lalu menjadi film Mike Leigh favorit saya.Berkutat seputar kehidupan keluarga di North London,film ini secara jujur menengahkan  problema  masyarakat Inggris pada waktu itu.Supporter Totenham Hotspurs yang nongkrong di bar,era walkman yang memainkan British Punk,cewek anoreksia cerewet dengan kaos The Smiths yang paham politik serta banyak lagi refleksi kehidupan working class people Inggris kala itu.Film ini saya rasa mempunyai tempat spesial bagi anak anak muda Inggris kala itu,sebut saja Paul Stewart,gitaris Blueboy yang juga secara spontan memberi komentar di akun FB saya beberapa saat setelah saya mengganti foto profil dengan salah satu peran di Life is Sweet ini.


Paris Vu Par (1965) /  Jean Luc Godard,Eric Rohmer,Claude Chabrol,Jean Daniel Pollet,Jean Rouch

Kalau Daniel Johnston beken karena rekaman Lo-Fi nya,anak-anak Cahiers du Cinema jelas juga bisa bikin Lo-Fi loh,tapi dalam konteks gambar bergerak.Ya,para editor Cahiers du Cinema memperkenalkan produksi film dengan budget rumahan,properti ala kadarnya dan juga biaya produksi kecil-kecilan.Paris Vu Par atau biasa disebut Paris in Six (1965) merupakan Anthology beberapa film pendek dari sutradara sutradara influential kenamaan era Nouvelle Vague.Sebut saja Jean Luc Goddard,Eric Rohmer,Claude Chabrol,Jean Daniel Pollet,Jean Rouch dan juga Jean Douchet.Film ini semuanya mengambil setting di Paris dengan 6 cerita yang berbeda-beda.Dari 6 film pendek ini,saya paling suka dengan film kedua garapan Jean Rouch “Gare du Nord”.


Kill List (2011) / Ben Wheatley
 
Pertemuan saya dengan film ini,saya dapati ketika melakukan random blogwalking.Pada sebuah tulisan tentang best of 2011,sang penulis berujar bahwa Kill List (2011) merupakan sleeper hit tahun 2011.Oke,berbekal rekomendasi dari tulisan tersebut saya mencoba menontonnya.Film yang disutradarai Ben Wheatley ini menceritakan tentang Jay, mantan tentara yang alih profesi menjadi hitman,kemudian mendapatkan Kill List berisikan beberapa orang berbeda latar belakang.Priest,Child Pornography Maker hingga anggota sekte terlarang.Tugas tersebut lalu menyeretnya pada masalah serius dengan sekte tersebut.Kisah tentang horror pagan ini kasusnya hampir sama dengan british cult-classic horror,Wicker Man (1973) yang juga sama sama berasal dari ranah Britania.Ben Wheatley juga akan merilis Sightseers tahun ini.This one is very recommended,mate ! (nVn)

No comments:

Post a Comment